Rabu, 24 September 2014

Remaja AS Ngajar Teknologi ke Lansia

Remaja AS Ngajar Teknologi ke Lansia 
AMERIKA SERIKAT - Biasanya, guru adalah orang yang lebih tua dari kita. Tetapi, yang terjadi di "sekolah" ini kebalikannya.

Guru-guru adalah anak muda, dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah. Sedangkan para muridnya berusia di atas 50 tahun. Materi pelajaran di sekolah ini adalah penguasaan teknologi.

Salah satu murid di Senior Tech adalah Myra Stafford. Awalnya, dia hanya ingin belajar memakai iPad. Kini, berkat bantuan sang guru,   dia sudah mulai bisa menggunakannya.

"Saya makin mengerti cara memakai iPad. Jadi cucu saya tidak akan bisa memegang iPad ini," kata Myra, seperti dikutip dari VOA Indonesia dan dilansir Okezone.tv, Rabu (24/9/2014).

Cyron Perkins adalah guru Myra. Dia mengaku, harus sabar dalam mengajar murid-muridnya yang sudah berusia lanjut tersebut.

"Beberapa orang tidak cepat mengerti," ujarnya.

Menurut Direktur 50+ Center, mengajarkan teknologi kepada lansia adalah suatu keharusan. Sebab, sebagian besar dari mereka tidak mampu lagi melakukan perjalanan jauh untuk menengok keluarga.

"Jadi mereka harus bisa menggunakan Facebook dan Skype agar bisa berkomunikasi dengan keluarga," tuturnya.

Sekolah teknologi untuk lansia pun berkembang di berbagai wilayah di Amerika Serikat. Bahkan, menurut pakar, tren ini membawa manfaat ekonomi. Mereka menilai, lansia berperan besar dalam perekonomian di internet.

Diperkirakan, sepertiga pengguna internet berusia di atas 50 tahun. Dan jika sudah terbiasa memakai teknologi, mereka akan berbelanja di internet.

Tidak hanya itu, keterampilan berteknologi juga membantu lansia mencari pekerjaan pascapensiun. Salah seorang pensiunan, Hawton, bercerita, ketika dia berhenti bekerja pada 1995, era komputer baru saja dimulai. Saat itu Hawton tidak terpikir untuk mempelajarinya.

Kini dia berkarier sebagai aktor. Dan dia pun belajar keterampilan menggunakan komputer dari guru di Senior Tech.

"Saya kini bisa membuat foto sendiri dan mengirimkannya ke agen. Dan guru saya sangat membantu dalam proses ini," ujar Hawton.

Guru Hawton adalah gadis remaja usia belasan. Dia mengaku, mengajar memberinya keuntungan tersendiri. "Saya belajar bekerja dan berkomunikasi dengan orang lain, karena biasanya saya pemalu," tutur gadis berambut panjang itu.

Selain kemampuan berkomunikasi, para pengajar muda ini juga merasa kemampuan mereka diakui orang lain. Selain itu, mereka juga mendapatkan kepuasan karena keberhasilan membawa orang lain masuk ke era digital.
*sumber: http://kampus.okezone.com/read/2014/09/24/560/1043526/remaja-as-ngajar-teknologi-ke-lansia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar