Jumat, 10 Oktober 2014

Ini Perbedaan Tren Seluler Tiongkok dan Indonesia



 
Dengan penduduk lebih dari 1,4 miliar orang, Tiongkok tentu menjadi tempat menggiurkan untuk menggelar bisnis telekomunikasi. Berbeda dari Indonesia yang diisi oleh lebih dari lima operator selular, Tiongkok hanya memiliki tiga operator yaitu China Unicom, China Telecom, dan China Mobile.

Minimnya jumlah operator dan besarnya jumlah konsumen membuat Tiongkok memiliki tren telekomunikasi yang unik. Para operator tidak hanya berperan sebagai penyedia layanan komunikasi, tetapi ikut terjun dalam penjualan ponsel pintar dalam bentuk paket.

Hal ini berbeda dari tren komunikasi di Indonesia. Jamaknya jumlah operator membuat persaingan begitu kental, mulai dari iklan luar ruang, iklan di televisi, hingga perang tarif. Dari segi teknologi, harus diakui Indonesia sedikit tertinggal mengingat jaringan generasi ke-empat (4G) yang belum digarap secara maksimal.

Besarnya jumlah sumber daya manusia yang dimiliki Tiongkok di satu sisi menjadikan negara itu berkembang dalam sektor industri manufaktur. Hampir semua produk ponsel pintar yang beredar di dunia ini memiliki komponen yang dibuat di Tiongkok atau bahkan dirakit di sana.

Jumlah penduduk yang luar biasa banyak membuka kesempatan bagi para vendor untuk bersaing di pasar. Siapa yang mampu menjual produk dengan kualitas terbaik dan harga terjangkau, mereka pemenangnya. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa vendor seperti Coolpad, Lenovo, hingga Huawei.

Seperti diberitakan Bloomberg, pada pertengahan 2014 Coolpad berhasil menjual 20 juta ponsel pintar secara online. Hal itu menjadikan Coolpad duduk di peringkat dua dengan penjualan ponsel pintar secara online paling banyak. Nomor satu, masih diduduki pendatang baru "berbahaya", Xiaomi.

Meski tren ini pernah dijajal beberapa vendor besar untuk mendongkrak penjualan di Indonesia, tetapi tetap sulit bagi mereka untuk benar-benar terjun dalam penjualan online dan melupakan penjualan di toko fisik. Di Tiongkok, beberapa vendor seperti Xiaomi dan Coolpad merilis produk yang hanya bisa dibeli di toko maya.

Perbedaan selanjutnya adalah tren pembiayaan layanan komunikasi. Jika di Indonesia masyarakat cenderung memilih layanan prabayar, di Tiongkok masyarakat yang menggunakan layanan pascabayar terbilang tinggi.

"Perbedaanya, konsumen pascabayar di Tiongkok banyak. Hampir imbang dengan konsumen prabayar. Kalau di Indonesia pascabayar hanya 4 persen, di Tiongkok di atas 20 persen," Sukoco Purwokardjono, Kepala Divisi Pengembangan Produk Smartfren kepada awak media di Shenzhen, Tiongkok, beberapa waktu lalu.
ABE
*sumber:http://teknologi.metrotvnews.com/read/2014/10/11/303519/ini-perbedaan-tren-seluler-tiongkok-dan-indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar